Beberapa bulan yang lalu sempet nemu postingan mie yang satu ini dari salah satu friendlist. Berhubung hari ini aku lagi #metime ke daerah Muara Karang, aku mampir ke sini buat makan malam. Lokasinya ada di sebelah Bihun Bebek A Eng & tempatnya bernuansa Chinese. Di dindingnya ada foto aneka menu berbahasa Mandarin & Inggris. Selain itu ada open kitchen juga kalau penasaran sama proses pembuatan mienya. Pilihan menunya cukup banyak, mulai dari nasi sampai makanan porsi sharing juga ada. Restoran yang satu ini halal & tersedia mushola di lantai 3. Buat pembayaran di sini bisa debit, cash maupun menggunakan QRIS. Aku mencoba : 1. Hand Pulled Noodle Soup with Beef (Rp. 60.000) Bakmi yang satu ini dibuat dengan tangan & bentuknya pipih. Isiannya ada daging sapi slice, lobak & fragrance leaf (sepertinya daun yen sui/wan sui/corriander). Ketika mencoba supnya, cita rasanya unik. Aroma fragrance leaf dan kuah kaldunya yang kecoklatan agak mirip dengan pho Vietnam, namun ada after taste yang membuat lidha terasa kebas. Rasanya jadi mirip perpaduan pho dan mala, namun rasanya tidak pedas. Rasa sapinya cukup terasa & rasanya cukup strong meski dimakan begitu saja tanpa chili oil. Namun aku mencoba pakai sedikit chili oil dan rasanya sedikit lebih pedas. Buat chili oilnya cenderung pedas dan beraroma tajam, bukan pedas gurih kayak sebagian chili oil yang dibuat dengan ebi sebagai bahan baku. Sebetulnya aku kurang suka lobak. Namun lobaknya dipotong tipis dan rasanya manis. Labunya pas buat menetralisir after taste kebas dari supnya. Daging sapinya juga dislice tipis & teksturnya empuk. Potongan daging sapinya lumayan banyak & porsinya pas buat 1 orang. . . Oh ya, di restoran ini nggak ada menu ice tea pas aku mampir. Adanya teh herbal ala China gitu, beberapa minuman lainnya dan liang teh. Aku mencoba liang teh. Rupanga liang tehnya kalengan yang diimport dari China, namun rasa manisnya pas. Total makanan + minumanku Rp. 77.000. Harganya masih lumayan worth menurutku.

17 Mar 2024