Simpan tempat makan favorit kamu
install Horego sekarang
Food
5
•
Service
5
•
Ambience
5
Seonggok jagung di kamar dan seorang pemuda yang kurang sekolahan Memandang jagung itu, sang pemuda melihat ladang; Ia melihat petani; Ia melihat panen; dan suatu hari subuh, para wanita dengan gendongan pergi ke pasar… Dan ia juga melihat suatu pagi hari di dekat sumur gadis-gadis bercanda sambil menumbuk jagung menjadi maisena. Sedang di dalam dapur tungku-tungku menyala. Di dalam udara murni tercium bau kue jagung. Seonggok jagung di kamar dan seorang pemuda. Ia siap menggarap jagung. Ia melihat kemungkinan otak dan tangan siap bekerja Tetapi ini: Seonggok jagung di kamar dan seorang pemuda tamat SLA Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa. Hanya ada seonggok jagung di kamarnya. Ia memandang jagung itu dan ia melihat dirinya terlunta-lunta Ia melihat dirinya ditendang dari diskotik. Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalase ia melihat saingannya naik sepeda motor. Ia melihat nomor-nomor lotre. ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal. Seonggok jagung di kamar tidak menyangkut pada akal, tidak akan menolongnya. Seonggok jagung di kamar tak akan menolong seorang pemuda yang pandangan hidupnya berasal dari buku, dan tidak dari kehidupan. Yang tidak terlatih dalam metode, dan hanya penuh hafalan kesimpulan. Yang hanya terlatih sebagai pemakai, tetapi kurang latihan bebas berkarnya. Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan. Aku bertanya: Apakah gunanya pendidikan bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing di tengah kenyataan persoalannya? Apakah gunanya pendidikan bila hanya mendorong seseorang menjadi layang-layang di ibukota kikuk pulang ke daerahnya? Apakah gunanya seseorang belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran atau apa saja bila pada akhirnya ketika ia pulang ke daerahnya lalu berkata Di sini aku merasa asing dan sepiiiii!
Edited - 3 Oct 2024
0