Simpan tempat makan favorit kamu

install Horego sekarang

Pantjoran Tea House review
Pantjoran Tea House review
Pantjoran Tea House review
Pantjoran Tea House review
Pantjoran Tea House review
Pantjoran Tea House review
Pantjoran Tea House review
Pantjoran Tea House review
Fannie Huang
User Level

Fannie Huang

1411 Reviews
4 Placelists

Food

5

Service

5

Ambience

4

Pantjoran Tea House merupakan tea house di kawasan Pecinan yang sudah beroperasi selama lebih dari 5 tahun. Exterior bangunannya mengikuti bentuk bangunan asli sebelum diperbaiki sehingga terasa nuansa vintagenya. Ketika memasuki tea house, ada banyak ornamen kuno. Di lantai dua terpajang berbagai pernak-pernik membuat teh China. Sore ini merupakan kali kedua saya berkunjung ke tea house ini. Dibandingkan kunjungan pertama saya di tahun 2015, sudah ada banyak improvement dari kuantitas menu. Saat ini opsi menu sudah jauh lebih banyak, bahkan tersedia dimsum dan menu main course sharing dengan 3 ukuran, yakni small,.medium & large. Untuk menu makanan di sini halal, aman buat yang muslim. Untuk seating area terdiri dari 2 lantai. Di lantai 2 lebih luas dan ber-AC. Sedangkan lantai satunya tidak. Dari segi pelayanan, pelayanan benar-benar oke. Waktu penyajian cepat, bahkan waiter jga sangat memahami menu. Saya sendiri kurang memahami soal teh, lalu waiter merekomendasikan teh yang sesuai dengan makanan pesanan saya. Buat penikmat teh China, saya rasa bakal menyukai tea house ini..Opsi tehnya lumayan banyak, bahkan ada menu teh premium juga. Saya mencoba : ×. Soup : 1. Chicken Ginseng Soup (IDR 40k) Sup yang satu ini merupakan sup herbal yang cocok buat menghangatkan tubuh. Seporsi berisi 3 potong daging ayam yang empuk dan manis. Supnya terasa manis sekaligus gurih dan ada rasa herbalmya. Meski menggunakan ginseng, namun supnya tidak pahit sama sekali. Definitely must try kalau kalian suka sup herbal. Saya sendiri berencana pesan lagi kalau revisit. x. Dimsum : 1. Pie Putih Telur (IDR 32k) Kalau kalian pengen makan egg pie namun nggak mau kalori tinggi, recommended banget buat nyoba egg pie di sini. Pienya renyah dan gurih, namun di atasnya pakai putih telur. Putih telurnya terasa moist, namun rasanya nggak terlalu manis. Kalori putih telur juga lebih rendah ketimbang egg tart biasa yang pakai kuning telur. Rasanya juga nggak klaah enak sama pie biasa. 2. Lo Ma Kai (IDR 32k) Ketannya terasa kenyal dan srasanya gurih. Isiannya berupa daging dengan rasa yang manis & gurih. Ukuran lo ma kainya juga besar dan seporsi isi 2, cocok buat sharing. 3. Pan Fried Shanghai Bun (IDR 32k) Bun yang satu ini beneran unik. Bagian bawahnya digoreng, namun bagian atasnya tidak. Dalam satu gigitan terasa bun yang lembut, namun juga crunchy. Isian dagingnya cukup banyak dan dagingnya aromatic dan gueih. Kalau kalian pernah makan Xiao Long Bao di Paradise Dynasty, rasa isiannya mirip dengan isian bun ini. Bedanya, nggak ada supnya aja (soalnya ini memang bun). Tapi rasanya beneran enak menurut saya. Recommended kalau kalian mau coba dimsum yang nggak terlalu mainstream. 4. Lobak Saus XO (IDR 32k) TBH, biasanya saya ga suka lobak. Namun lobak di sini enak, saya sampai nambah. Teksturnya lembut dan permukaannya renyah. Rasanya pun gurih meski dimakan begitu aja. Selain itu juga ada telur dan sayur yang gurih. Porsinyanpun cukup besar buat berdua. Kalau kalian suka lobak, saya recommend menu ini. ×. Main Course : 1. Kailan 2 Musim (Small, IDR 55k) Menurut saya, menu porsi small di sini bisa buat share 2-3 orang. Saya mencoba menu ini dan rasanya sungguhan enak. Kailannya sungguhan renyah dan gurih dengan sedikit rasa pedas. Meski renyah, namun kailannya nggak bikin eneg meski dimakan dalam jumlah banyak tanpa nasi. Flavournya cukup strong, namun aromanya wangi. 2. Ayam Sayur Asin Ang Cho (Small, IDR 55k) Surprisingly, potongan ayannya cukup banyak untuk ukuran porsi small. Rasanya unik karena terdapat rasa dari sayur asin, namun juga terdapat rasa mania dan gurih. Di kuahnya pakai angkak, sejenis biji berwarna kemerahan gitu. Kebetulan saya suka angkak dan suka banget sama kuahnya yang agak kental. Ayamnya pun empuk dan kalau dimakan pakai saus jadi lebih enak. ×. Tea : 1. Xi Hu Long Jing (IDR 160k) Saya tertarik mencoba teh premium yang disajikan dengan metode gong fu. Teh disajikan dalam sejenis wadah kayu di mana air panas digunakan untuk membersihkan wadah, lalu teh pertama dituang pada sejenis wadah keramik panjang untuk menghirup aroma teh. Teh Long Jing mengandung antioksidan yang bagus untuk kuli, namun sebenarnya saya disarankan red tea untuk menyesuaikan makanan saya. Sebenarnya Long Jing tea merupakan varians teh hijau. Namun aroma dan rasanya memang tidak terlalu strong. Saya bahkan berkesempatan mencicipi daun tehnya yang renyah dan sedikit pahit, namun cukup wangi. Overall saya suka tehnya. Meski saya sebenarnya suka teh dengan rasa yang lebih pekat (mungkin harusnya saya ikut rekomendasi waiter), saya tetap menikmati teh ini.

31 Mar 2024

1